Serupa tapi tak sama..begitulah yang ada di memory Bubu tentang Strasbourg dan Colmar. Apa aja sih kesamaannya??
Keduanya kota ini sama-sama berada di propinsi Alsace,
Perancis. Strasbourg adalah ibukota propinsinya, sedangkan Colmar
berjarak kira-kira 64 km dari Strasbourg.
Keduanya sama-sama memiliki area kota tua khas Perancis dengan
bangunan berbingkai kayu (half timbered house), jalanan berbatu, aley-aley
(gang) dan cannal.
Keduanya mirip negeri dongeng di buku cerita disney. Makanya
menurut pendapat pribadi Bubu nih, atraksi wisata di kedua kota ini kembar
tidak identik..hihi.
Walopun serupa tapi keduanya punya ciri khas masing-masing juga
yang sayang buat dilewatkan. Yuk kita throwback pengalaman Bubu n emak2
traveller kesana.
Strasbourg
Strasbourg adalah kota kedua yang kami datengin setelah Paris.
Dari Paris, kami naik night bus sekitar 8 jam perjalanan. Lumayan yah
bisa bobo nyenyak dan irit hotel..penting. Jam 6 pagi kita sudah sampe
di Strasbourg.
Brr..udara Strasbourg pagi itu lumayan mengigit. Bus berhenti di halte dekat Tourism Center. Sayang disayang masih tutup, jadi kita ga bisa tanya-tanya deh di dalem. Tapi gapapa, halte tram sudah ada di depan mata, ga pake lama kita meluncur ke stasiun.
Pusat kota Strasbourg dikenal dengan nama Grande Ile atau Grand Island,
yang merupakan pulau di tengah-tengah sungai Ill. Grande Ile ini
ditetapkan sebagai Situs Warisan Dunia Unesco pada tahun 1988, waduh, semakin
ga sabar untuk melihat keindahan kota Strasbourg ini.
Untuk ke Grande Ile, kita menuju Gare de Strasbourg dulu a.k.a stasiun Strasbourg dengan menggunakan tram yang haltenya ga jauh dari bus stop. Tiket tram bisa dibeli di mesin-mesin yang tersedia di halte tram. Tiket ada beberapa jenis, ada yang sekali jalan, ada yang untuk seharian malah ada yang untuk sekelompok..dipilih dipilih sesuai selera dan kebutuhan. Sebelum masuk tram, jangan lupa baca Bismillah (pastinya) dan kita tap in dulu di mesin-mesin yang ada di halte. Walopun ga ada penjaganya, bukan berarti kita bisa naik ini tanpa beli tiket alias gratisan.. malu cuy di negri orang. Taatlah pada peraturan.. aseek.
First impression dengan stasiun Strasbourg adalah modern.
Suka banget dengan atap melengkung dengan kaca transparan, menarik dan
futuristic. Walopun di luarnya modern, di dalam masih didominasi bangunan
kuno khas eropa. Keren..modern dan bangunan kuno berpadu menjadi satu.
Walopun Strasbourg sebenernya merupakan kota yang cukup besar, tapi tujuan kita ke sini adalah untuk melihat kota tuanya alias Grande Ile yang nampak ciamik banget kalo kita lihat foto-fotonya di internet.
Grande Ile memiliki nuansa kota lama dan desa-desa khas perancis.
Dengan bangunan-bangunan tempoe doeloe dan rumah-rumah berbingkai kayu yang khas
banget. Nah, tempat yang wajib banget dikunjungi namanya Petite France alias Mininya Perancis. Dari stasiun, Grande Ile ini bisa
dijangkau dengan jalan kaki aja, sekitar 15 menit atau kalo kamu atlet lari
sprint mungkin ga sampe 5 menit.
Kota Strassbourg ini enak sekali dinikmati dengan jalan
kaki santai ataupun naik sepeda. Bangunan-bangunan
berbingkai kayu warna warni cantik dengan jalanan berbatu dan gang-gang cantik
bikin kita ga bosan-bosan rasanya menyusuri kota ini.
Jalan santai dan tidak terasa kita sudah sampai di Petite France. Petite france ini photogenic banget, setiap sudutnya
kayaknya kece banget buat difoto. Bangunan-bangunan cantik ini sebagian
difungsikan untuk cafe-cafe, restaurant dan toko-toko souvenir.
Selain dengan berjalan kaki, Petite
France ini juga bisa
dinikmati dengan cannal tour. Sayang, karena waktu terbatas, kita skip
cannal tour ini, cukup foto di samping kapalnya aja ya.
Souvenir-souvenir khas Alsace ini emank menggoda iman
banget. Perlengkapan dapur yang lucu-lucu, aneka magnet, boneka,
sampe kaos, semua lucu. Salah satu yang paling khas katanya adalah jam
cukko. Andai ga mikir gimana bawanya dan juga euro yang meluncur, udah
gelap mata kali diborong semua barang lucu-lucu ini.
Salah satu tempat lain yang banyak dikunjungi wisatawan adalah Katedral yang bergaya arsitek gothic dan jam astronomicnya. Tempat ini paling ruame deh di Strasbourg. Selain melihat keindahan arsitekturnya, disini juga buanyak banget toko souvenir. Teteup ya ga jauh-jauh dari souvenir..hehe.
Dari Katedral kembali ke Gare a.k.a stasiun, kami coba naik tram lagi. Baru deh kami melewati sisi lain kota Strasbourg yang modern.
Selengkapnya tentang Strasbourg sila mampir ke blog favorite travel mate bubu.. http://buncip.blogspot.co.id/2016/05/europe-trip-2016-strasbourg-france.html
Colmar
Setelah setengah harian di Strasbourg, tibalah giliran kami
menyinggahi kembarannya a.k.a Colmar. Colmar dapat ditempuh 30 menit
menggunakan kereta cepat dan 45 menit menggunakan kereta biasa. Berbeda
dengan stasiun Strasbourg yang megah dan modern, stasiun Colmar tidak besar
dengan interior bangunan kuno yang masih terjaga.
Karena stasiun tidak terlalu besar, maka fasilitas di dalam
stasiun pun tidak selengkap Strasbourg. Salah satunya adalah tempat
penitipan koper yang penting banget buat traveler nomaden macem kami.
Tapi jangan khawatir, tempat penitipan tas ada di luar stasiun ini dekat
tempat penitipan sepeda. Dan buat yang berencana keliling kota naik
sepeda, sok atuh pinjem aja sepeda di sini. Dari sepeda mini, sepeda
gunung, maupun sepeda motor ada di sini. Cuma sayang, kami dateng
kesorean, batal deh kita menghempas hempaskan lemak dengan naik sepeda keliling
Colmar.
Yang paling asik, tepat di seberang stasiun ada 1 resto kebab
halal dan 1 resto vegetarian. Saatnya makaaaan puaaas. Senengnya ga
terkira kalo nemu makanan halal di Eropa, say bye bye to mie gelas dan bubur
ayam instan buat sementara.
Kalo pusat atraksi tourism di Strasbourg cuma selemparan batu dari
Stasiun, di Colmar kita harus naik kendaraan minimal sepeda untuk mencapai
kesana. Sebenernya klo waktu panjang, bisa juga jalan kaki menuju ke
sana, estimasinya naik bis kira-kira 10 menit kalo jalan kaki mungkin bisa
setengah jam deh.
Untuk hemat waktu dan tenaga kita naik bis deh. Dari hasil
nanya-nanya nenek yang baik hati di halte bis depan stasiun Colmar, katanya
untuk ke centrum kita naik bis 1,3,5, dan 8. Ga lama bis yang
ditunggu-tunggu dateng juga.. capcuss yuk kita ke pusat kota.
10 menit naik bus, sampe juga kita ke old town Colmar..yeay.
Hal pertama yang menarik perhatian Bubu adalah sungai dangkal yang
airnya beniing banget di tengah-tengah kota tua. Di siang bolong yang
bener-bener silaumen di Colmar, kayak dapet penyejuk ngeliat air bening
mengalir ini. Pastinya tempat ini jadi favorit anak-anak buat main air.
Andaikan ga inget umur, Bubu pasti udah ikutan main air sama adek-adek
abege ini.
Sebelum keliling, kita masuk dulu ke tourism center untuk ambil
brosur buat panduan di jalan. Buat yang penasaran pakaian tradisional Alsace, di tourism center ini ada lho. Baju tradisional ini berupa blouse putih dengan rok lebar merah hitam, ga ketinggalan penutup kepalanya. Buat ngenalin ke Namnam, Bubu beli deh boneka dengan kostum Alsace ini.
Karena terik dan lumayan capek, kami tergoda juga naik mini train keliling Colmar. Dengan mini train yang juga lengkap dengan headset berisi informasi seputar bangunan-bangunan bersejarah di Colmar serasa punya tour guide pribadi.
Karena mungkin masih 1 provinsi, bangunan yang ada di Colmar juga mirip dengan yang ada di Strasbourg. Sebagian besar half timbered house, rumah dengan palang kayu dan tembok bercat warna warni. Hanya kalo di Strasbourg lebih banyak difungsikan untuk cafe atau restaurant, di Colmar sebagai pusat perbelanjaan. Buat pecinta shopping boleh lah explore kota tua sambil shopping-shopping cantik.
Yang suka barang antik, disini pun ada flea market. Ayo dicari barang-barang unik dan cantik dengan harga ramah di kantong.
Salah satu yang membedakan dengan Strasbourg, di colmar ada little venice. Buat yang ga sempet ke Venice, bisa lho mampir ke sini naik sampan dikelilingi bangunan unik nan artristik.
Colmar juga memiliki banyak museum atau disebut dengan Musee di bahasa lokalnya. Salah satunya adalah Musee Bartholdi dan baru tau lah Bubu kalo Bartholdi ini adalah pemahat dan perancang Patung Liberty yang kondang itu.
Mau kunjungi kedua kota ini atau salah satunya aja, it's up to you. Yang penting, jangan lupa masukin Alsace ke dalam itin Eropa, you will throw back to other sides of old Europe.
ulasan yang menarik mbaaa....jadi pengen kesanaa some day
ReplyDelete