Di penghujung bulan Ramadhan yang penuh berkah, tibalah hari yang dinanti-nanti sepanjang tahun.. Hari Raya Idul Fitri .. a.k.a Lebaran. Lebaran kali ini Bubu Nam dan Ayah pengen ngerasain suasana lebaran di rumah sendiri, baru setelah itu bersilaturahmi ke Oma, Mbah dan keluarga besar lainnya.
Persiapan..
Lebaran memang identik dengan ketupat. Entah dari mana tradisi ini dimulai, di setiap rumah hampir selalu menyediakan ketupat dengan lauk pauk yang laziss bin lezaat.
Kami berencana membuat menu lebaran ala keluarga kami sendiri. Ini dia menu lebaran andalan kami :
- Ketupat donk..wajib banget ada
- Sayur Babanci
- Sambal goreng kentang
- Paru goreng
Si Nam yang keringetan dan kebingungan liat orang-orang belanja heboh, akhirnya nunggu Bubunya sambil duduk manis sama Ayah. Ga berapa lama, plastik-plastik isi perlengkapan masakan lebaran udah di tangan Bubu. Yuk Nam kita pulang dan mulai siap-siap.
H-1 mulailah Bubu dan Ayah sibuk masak memasak. Si Nam ga ketinggalan ikut-ikutan sok sibuk sambil Bubu kasih tugas membuang sisa bahan baku yang udah ga dipake. Senengnya dia, hilir mudik ga ada capeknya.
Si Ayah giliran masak ketupat ni..Klo menurut Bubu masak ketupat lebih gampang dari lontong. Klo lontong, bungkus membungkus daun pisangnya PR banget, nah klo ketupat kan udah jadi, tinggal dimasukin beras, direbus, jadi deh.
Cara bikin ketupat:
- Masukkan beras sebanyak 3/4 isi kulit ketupat
- Rebus dengan api kecil selama 3 jam (dicek airnya berkala, kalo kurang ditambahkan lagi)
- Diamkan, sampai padat dan siap dimasak.
Mengikuti tradisi dari keluarga Ayah, menu buka puasa di hari terakhir puasa a.k.a malam takbiran menggunakan menu lebaran. Itung-itung icip-icip, kalo ada yang kurang rasanya bisa dipermak lagi.
Ternyata ada tradisi yang seru juga di komplek kami, yaitu saling mengirim masakan khas lebaran dengan para tetangga. Setelah berbuka, kami siapkan 1 paket menu lebarang untuk tetangga dekat. Dengan saling bertukar menu lebaran, makin komplit deh menu lebaran kami.
Malam takbiran juga jadi ajang kumpul bocah. Petasan yang bertaburan di area perumahan kami, bikin para bocil ini lari-larian kegirangan. Biar seru, ayah juga beli beberapa petasan untuk memeriahkan suasana, ga lupa juga kembang api batangan dinyalakan bocil bocil lucu ini.
Hari yang ditunggu-tunggu tiba..hari Idul Fitri. Pagi-pagi kami sudah berangkat ke masjid terdekat. Sengaja Bubu pilih tempat di outdoor biar nuansa Idul Fitrinya makin berasa. Kumandang Takbir bertalu-talu, sambil mengajarkan juga lafaz takbir kepada Nam. Ga lupa Nam juga dibawakan mukena, jadi dia bisa belajar untuk sholat Ied.
Setelah Sholat kami kembali ke rumah hejo kebanggaan kami. Para tetangga sudah standby di depan rumah masing-masing, kita saling bermaafan keliling dari rumah ke rumah. Setiap kita sampai ke 1 rumah, penghuninya ikutan rombongan untuk keliling ke rumah lain, alhasil rombongan silaturahim ini makin panjang. Di rumah-rumah yang terakhir dikunjungi, sampe harus antri untuk bersalam-salaman. Indahnya silaturahmi, tetangga yang keseharian mungkin jarang ketemu, di event ini kita sama-sama berkumpul dan bersalam-salaman.
Tradisi salam tempel untuk bocil-bocil juga seru, saling berbagi amplop untuk salam tempel, bikin si bocil-bocil ini makin semangat untuk ikutan keliling. Jangan dilihat dari besarannya, tapi semangat berbagi kebahagiaan yang paling penting dari tradisi ini.
Alhamdulillah, ternyata seru banget merayakan Idul Fitri. Semoga di tahun-tahun yang akan datang selalu diberi kesehatan dan nikmat berkumpul, sehingga bisa merasakan momen-momen suka cita ini lagi.
0 comments :
Post a Comment