Benteng Ujung Pandang A.K.A Fort
Rotterdam merupakan landmark penting kota Makassar. Lokasinya
ada di Jalan Penghibur, tidak jauh dari Pantai Losari. Kalo dari
Pantai Losari Kita bisa naik pete-pete or becak menuju benteng ini.
Karena bentuknya yang eye catching... dijamin pasti ketemu deh walopun belum
pernah ke sini.
Dari namanya mengingatkan kita
pada salah satu kota di Belanda ya... Fort Rotterdam. Ternyata
Benteng ini dulu bernama Benteng Ujung Pandang yang merupakan peninggalan dari
Kerajaan Gowa Talo. Namun kemudian Kerajaan Gowa-Tallo akhirnya
menandatangani perjanjian Bungayya yang salah satu pasalnya mewajibkan Kerajaan
Gowa untuk menyerahkan benteng ini kepada Belanda. Pada saat Belanda menempati
benteng ini, nama Benteng Ujung Pandang diubah menjadi Fort Rotterdam.
Sampai saat ini sebagian besar bangunannya masih kokoh berdiri. Bentuk bangunannya mengingatkan kita pada bangunan tempoe doeloe. Langit-langit yang tinggi, pintu-pintu dan jendela yang besar, seperti kembali ke masa lampau. Di sisi lain juga terdapat reruntuhan benteng, kanal dan juga penjara Pangeran Diponegoro.
Bangunan dalam Fort Rotterdam
sebagian digunakan sebagai Museum La Galigo.
Untuk masuk ke museum dikenakan karcis 5000 rupiah per orang. Karena kami
datang di siang bolong, masuk ke Museum ini...nyess rasanya...*sambil meluk
standing AC. Kesan pertama kami di museum ini, rapi dan bersih.
Museum ini terdiri dari 2 bangunan... di sisi kiri dan sisi kanan dari pintu Masuk. Untuk di sisi kiri terdapat maket dari fort Rotterdam, peninggalan pra sejarah dan benda-benda peninggalan dari kerajaan Bone, Sawitto, Luwu, Gowa. Di sisi bangunan ini juga terdapat lukisan-lukisan para pahlawan asal Sulawesi. Pas berkunjung ke sini, kebetulan hanya kami bertiga aja yang masuk. Suasana remang-remang ditambah koleksi pra sejarah lumayan lah macem uji nyali......tapi tenang...aman kok...cuma berlaku bagi yang penakut macem Bubunya Nam.
Bangunan kedua lebih terang. Untunglah lebih rame, jadi Bubu bisa berlama-lama disini...hihi. Di bangunan kedua menggambarkan mata pencaharian masyarakat setempat yang dekat dengan kebaharian. Aneka miniature perahu pinisi, parotani, dan bahan pembuatan perahu.
Di area ini nih Nam paling suka. Perahu dengan berbagai jenis, bikin dia penasaran. Pengennya sih dinaikin, tapi ga boleh kan, takut merusak. Jadi kita foto-foto aja ya. Nam juga banyak belajar cara menangkap ikan masyarakat local karena juga dipamerkan alat-alat untuk menangkap ikan seperti bagang, roppong, dan alat alat lainnya. Selain itu, alat pertanian dan pengolahan hasil pertanian juga dipamerkan disini. Begitu juga untuk penenunan tradisional. Di lantai 2 terdapat pakaian adat, pengantin dan pelaminan.
DSuasana siang yang terik, memang langsung sirna saat masuk kedalam area Museum La Galigo, karena semua tempat disana sudah dilengkapi dengan standing AC. Namun yang selain standing AC, ada tempat yang sejuk di area komplek Fort Rotterdam, yaitu dibawah pohon rindang taman Fort Rotterdam..... Kami terinspirasi oleh orang-orang yang lebih dulu leyeh-leyeh dibawah pohon rindang di kompleks benteng ini.... Mmmmm..... ikutan ya, tidur-tiduran dibawah pohon rindang.....
Tiba saatnya kami pulang, namun si ayah tidak lupa untuk menuju 1 spot foto yg sering diambil saat mengunjungi benteng ini, yaitu tulisan FORT ROTTERDAM berwarna orange, sama seperti tulisan MAKASSAR di pantai Losari. Namun, sampai di spot tersebut, si Ayah langsung balik kanan mengurungkan niatnya untuk mengambil foto. Ternyata kata si Ayah, disana sudah banyak sekali coret-coretan yang sangat mengotori icon yang sudah dibuat dengan baik oleh pengelola Fort Rotterdam. Ternyata model vandalisme macam ini masih ada ya....?!?!?!
Pesan Bubu.... Yuk mari kita jaga assett yang sudah dibuat oleh pengelola ataupun PEMDA di Fort Rotterdam..... Dan juga diseluruh tempat-tempat Iconic di seluruh Nusantara.... Apalagi bila tempat itu menyangkut sesuatu yang memiliki nilai sejarah bagi bangsa kita..... Yuk kita jauhi model-model vandalisme semacam ini......
Khusus utk FORT ROTTERDAM.... Kalau nanti ada budget lagi, di perbaiki & cat ulang ya Pak.... :) Mungkin juga disertai SIGN himbauan agar tidak mencorat-coret atau merusak icon tersebut.....
#Wonderfull Indonesia
Artikel Makassar Lainnya, Klik di bawah ini:
1. Itenerary Makassar
2. Pulau Kodingareng Keke dan Pulau Samalona
3. Rammang Rammang The 3rd Largest Karst in The World
4. Taman Nasional Bantimurung, Kingdom of Butterfly
5. Hotel Ibis Makassar City Center
6. Nasi Kuning Riburane Kesukaan Presiden SBY
7. Pantai Losari,Makassar
8. Benteng Ujung Pandang A.K.A. Fort Rotterdam
9. Wisata Kuliner Datu Museng
10. Sop Saudara Andalas 65, Makassar
11. Konro Karebosi Makassar
2. Pulau Kodingareng Keke dan Pulau Samalona
3. Rammang Rammang The 3rd Largest Karst in The World
4. Taman Nasional Bantimurung, Kingdom of Butterfly
5. Hotel Ibis Makassar City Center
6. Nasi Kuning Riburane Kesukaan Presiden SBY
7. Pantai Losari,Makassar
8. Benteng Ujung Pandang A.K.A. Fort Rotterdam
9. Wisata Kuliner Datu Museng
10. Sop Saudara Andalas 65, Makassar
11. Konro Karebosi Makassar
0 comments :
Post a Comment